Mencari Jati Diri di Laos Selama Sebulan
Mencari Jati Diri di Laos Selama Sebulan Biasanya, sebuah ibu kota adalah pusat segalanya. Tempat berbagai etnis berkumpul, roda pemerintahan dan ekonomi berputar tanpa henti, penuh hiruk pikuk khas kota besar. Namun semua bayangan itu runtuh ketika saya pertama kali menginjakkan kaki di Vientiane. Yang saya rasakan justru satu hal: sunyi. Ya, sunyi. Sebagai ibu kota negara, Vientiane terasa tenang—bahkan terlalu tenang. Kota seluas sekitar 283 km² ini hanya dihuni kurang lebih 800 ribu jiwa. Jauh dari kesan kota yang “tidak pernah tidur”. Dan dari kota inilah perjalanan saya dimulai. Perjalanan tanpa tujuan pasti, tanpa perencanaan matang. Sebulan penuh menyusuri Laos, hanya mengandalkan mood dan—tentu saja—uang. Perjalanan mencari jati diri di usia hampir tiga puluh tahun. (Ya, terdengar klise, saya tahu.) Kenapa Laos? Awalnya saya berencana pergi ke Myanmar. Namun keterbatasan bebas visa yang hanya 14 hari serta isu keamanan membuat saya mengurungkan niat. Pi...